1.000 Sentra Peternakan Rakyat Disiapkan
Keberadaan sentra peternakan nantinya diharapkan bisa meningkatkan produksi dan harga jual sapi hasil peternak lokal.
JAKARTA - Kementerian Pertanian akan membangun Sentra Peternakan Rakyat. Program ini melibatkan peternak sapi dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Keberadaan Sentra Peternakan nantinya diharapkan bisa meningkatkan produksi dan harga jual sapi hasil peternak lokal.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Muladno mengatakan, rencana membangun Sentra Peternakan akan berlangsung hingga empat tahun mendatang. Saat ini, kata Muladno, telah berdiri 221 Sentra Peternakan di 11 lokasi. "Target berdiri 1.000 sentra hingga 2017," kata Muladno di Jakarta, Kamis (6/8).
Di setiap daerah yang terdiri atas satu-dua desa, kata Muladno, direncanakan berdiri satu sentra dengan jumlah ternak indukan sapi sebanyak 1.000 ekor. Minimal satu dokter hewan bertugas di setiap sentra.
Muladno mengatakan, satu sentra diharapkan bisa melibatkan 500 peternak yang setiap peternaknya diperkirakan memiliki dua ekor indukan sapi. Keberadaan sentra ini, menurut Muladno, tidak sekadar mengumpulkan para peternak sapi lokal.
Namun, kata Muladno, lebih dari itu para peternak juga akan diajarkan mengelola bisnis selain peternakan sapi yang secara teknis akan diajarkan mahasiswa IPB. Menurutnya, para peternak perlu juga diajarkan bisnis karena selama ini perdagangan sapi kerap merugikan peternak.
"Kita nantinya tidak lagi jual-beli (dengan model) seperti saat ini, dengan cara-cara tradisional, yang merugikan petani," ujar Muladno. Para peternak di sentra, Muladno melanjutkan, akan mendirikan perusahaan kolektif berbasis koperasi dan memilih sembilan orang untuk jadi dewan komisaris.
"Dengan demikian, bisa satu harga dan satu pintu dalam bisnis," ujar Muladno. Selama ini, kata Muladno, sapi kerap dibeli dari pedagang profesional yang sudah mapan dalam bisnis sapi. Akibat dari itu, menurut Muladno, peternak sapi lokal kerap dirugikan.
Dengan keberadaan sentra, kata Muladno, diharapkan produksi dan populasi sapi indukan meningkat. "Impor bisa diturunkan," ujar Muladno. Selain membangun sentra peternakan, kata Muladno, kementerian juga sedang menata asosiasi dan perhimpunan bidang peternakan.
Di sisi lain, Kepala Pusat Karantina Hewan dan Sumber Daya Hayati Hewani di Kementerian Pertanian, Sujarwanto mengatakan, pemerintah sedang menyiapkan daerah atau pulau khusus untuk menampung sapi impor dari negara yang belum dinyatakan bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK).
Pemerintah berencana membuka impor sapi dari negara lain di luar Australia. Selama ini, Indonesia selalu impor sapi dari Australia. Padahal, Organisasi Kesehatan Hewan Dunia menyatakan ada 31 negara lain yang populasi sapinya juga bebas dari PMK dan sapi gila.
“Dari negara-negara Amerika Latin populasi sapinya besar sekali. Sapi di Brasil ada 250 juta ekor. Australia saja hanya 17 juta ekor, India malah 300 juta ekor. Afrika juga banyak sapinya, tapi belum kita jajaki,” kata Sujarwanto.
Sumber : Sinar Harapan
Comments
Post a Comment