Laporan Tetap Ternak Perah



LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN TERNAK PERAH


OLEH

KADRI ABDULLAH
B1D 012 146

UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS PETERNAKAN
2014


ACARA 16.
MENGAMBIL/MEMOTONG RUMPUT DI KEBUN RUMPUT DAN MENGANGKUT KE KANDANG KAMBING PERAH

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Hijauan segar adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternak dalam bentuk segar, baik yang dipotong (disabit) kemudian di berikan dikandang pemeliharaan atau ternak digembalakan secara langsung di padangan. Biasanya kegiatan mencacah rumput ini diberikan ruang untuk memotong atau mencacah pakan hijauan seperti: rumput, batang jagung atau leguminosa lainnya. Perajangan hijauan pakan ternak untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil, sangat diperlukan dalam usaha di bidang peternakan. Hal tersebut perlu dilakukan supaya pakan ternak berupa rumput, daun-daunan dan batang tanaman basah mudah dikonsumsi oleh ternak dan juga mudah dicerna.
Dalam kegiatan praktikum ini penting dilakukan mencacah rumput yang berguna untuk mempermudah sapi mencerna makanannya karena semakin kecil ukuran partikel pakannya daya cernanya makin tinggi. Pencacahan rumput ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : secara manual dengan menggunakan pisau dan menggunakan mesin yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Kenapa kita perlu melakukan pemotongan rumpat, supaya pakan tersebut mudah dikonsumsi oleh ternak sehingga pakan yang telah diberikan tidak terlalu banyak sisa,selain itu agar peternak mudah membawanya dan mudah untuk melakukan penimbangan pakan dan dapat mengatahui berapa kg pakan hijauan yang di berikan satu hari.


1.2.Tujuan dan Kegunaan Praktikum

1.2.1.      Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah :
1.      Untuk mengetahui cara mencacah atau memotong rumput yang baik dan benar sesuai dengan umur ternak yang mengonsumsi pakan.
2.      Untuk merajang rumput, daun-daunan, dan batang tanaman sebagai pakan ternak menjadi lebih kecil.

1.2.2.      Kegunaan Praktikum
Adapun kegunaan dilaksanakannya praktikum ini adalah :
1.      Dapat memudahkan Kambing perah untuk mencerna makanannya, karena makin kecil ukuran partikel pakan maka akan semakin tinggi daya cernanya.
2.      Agar mengetahui secara langsung bagaimana cara mencacah atau memotong rumput yang benar sehingga adat dimakan oleh ternak.













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam usaha peternakan, pakan merupakan faktor yang sangat menentukan untung ruginya usaha. Sebagian besar pakan ternak ruminansia berupa hijauan. Para peternak yang lebih maju umumnya telah memberikan pakan konsentrat untuk penggemukan (ternak potong) dan induk laktasi (ternak perah). Sementara itu, pada ternak monogastrik seperti ayam dan itik, konsentrat merupakan pakan utama. Karena itu, kenaikan harga bahan konsentrat berpengaruh terhadap tingkat keuntungan usaha. Kenaikan harga akan yang tidak sebanding dengan peningkatan harga produk ternak menyebabkan para peternak cemas karena takut merugi (Guntoro, 2012).
Sutanto (2012) menyatakan bahwa limbah ternak besar biasanya diolah untuk pakan dalam keadaan kering tetapi apabila proses pengeringan terlalu tinggi akan menurunkan kandungan protein. Aroma dan rasa (meskipun nilai gizinya rendah) dapat diperbaiki melalui proses fermentasi. Kotoran ternak kecil dapat dibuat pakan melalui proses amilase yang dicampur dengan sekam padi, dan menghasilkan akan dengan kualitas baik. Perbandingan bahan campuran dalam proses silase adalah 50% jerami padi, 20% kotoran ternak kecil kemudian diberi sekam padi. Dari hasil penelitian campuran silase melalui proses ini, akan membuat ternak perah memproduksi susu yang lebih banyak daripada silase hanya menggunakan jagung.
Dewasa ini, telah ditemukan teknologi pengawetan bahan pakan dalam bentuk silase, dan pembuatan pakan tambahan bagi ternak ruminansia. Pembuatan silase penting artinya untuk mengatasi kukurangan pakan pada musim kemarau. Sementara pakan tambahan dapat dibuat dari berbagai bahan baku yaitu Cure, tetes tebu (molases), dan bahan tambahan lainnya termasuk mineral (Rukmana, 2001).
Setiawan, dan MT Farm (2011) menyatakan bahwa Secara umum nutrisi penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan kambing dan domba adalah karbohidrat, protein, air, mineral dan vitamin.






BAB III
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

2.1. Materi Praktikum
2.1.1.      Alat
-          Sabit
-          Parang
-          Grobak pengangkut rumput/ regang
-          Karung
-          Kamera

2.1.2.      Bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
-          Rumput lapangan
-          Kulit pisang
-          Ares atau batang pisang
-          Wafer jerami

2.2.         Metode Praktikum
Adapun metode atau langkah-langkah yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu:
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk memotong rumput.
2.      Mengambil dan memotong pakan yang ada di tempat pengolahan pakan dengan menggunakan sabit dan parang.
3.      Menampung pakan ke dalam alat penampungan pakan yang telah tersedia seperti karung atau bak.
4.      Mencacah rumput-rumput yang telah dipotong tersebut dengan menggunakan alat pencacah seperti parang.
5.      Mengangkut pakan yang telah dicacah tersebut ke dalam kandang dengan menggunakan arko, karung atau alat angkut lainnya.
6.      Mencatat dan mengamati kegiatan atau acara yang di praktikumkan pada lembar kerja yang telah dibuat.
7.      Mengambil gambar (foto) kegiatan atau acara yang dipraktikumkan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1  Hasil Praktikum




























2.2  PEMBAHASAN
Berbagai pakan yang diberikan untuk kambing muda atau dara terdiri dari kulit pisang, wafer jerami, rumput dan ares. Masing-masing pakan ada kekurangan dan kelebihan dan pada proses pembuatan juga membutuhkan waktu yang lama serta kesabaran.
Pemberian pakan kulit pisang 10 kg yang diberikan kepada 20 ekor ternak kambing dara setelah diamati memiliki tingkat kesukaannya tinggi, itu terlihat ketika kambing berkemunan untuk memakan pakan kulit pisang yang diberikan pada pagi hari. Pada proses pemotongan pakan kulit pisang harus kecil-kecil agar kambing mudah dalam mencernanya tanpa kesulitan sebab jika dipotong panjang ternak akan sulit mencerna yang mengakibatkan ternak tidak suka terhadap bahan pakan tersebut dan kulit pisang sangat mudah membusuk
Wafer jerami merupakan limbah pertanian yang dikalangan masyarakat yang tidak dimanfaatkan sebagai pakan ternak sehingga jarang kita temui peternak memberikan wafer jerami kepada ternaknya karena masyarakat masih belum mengetahui manfaat dari jerami padi yang di fermentasikan. Kelemahan dari wafer jerami adalah tingkat kesukaannya rendah, nilai gizinya rendah dan kelebihannya adalah mengurangi nilai produksi pakan sehingga mampu menekan pengeluaran biaya.
Rumput lapangan merupakan pakan ternak ruminansia yang mudah di dapat namun memiliki kualitas yang rendah ini ditunjukan dari kandungan protein kasar 8-9% dan TDN 10-54%. Total rumput lapangan yang diberikan sebanyak 14 kg yang diberikan pada siang dan sore kepada kambing dara memiliki tingkat kesukaan sedang namun memiliki kekurang dari nilai gizinya sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan fisiologisnya akan nutrien  terutama protein.
Ares atau batang pisang merupakan limbah yang sering kali tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Pakan ares memiliki nilai nutrisi yang tinggi seperti protein kasar 14,88%, serat kasar 11,43 %, dan lemak 7% serta memiliki tingkat kecernaannya tinggi. Pemebriana pakan ares kepada ternak kambing dara sebanyak 24 kg memiliki tingkat kesukaan yang tinggi dan ternak senang mengonsumsinya. Masing-masing pakan memiliki kekurang dan kelebihannya masing-masing sehingga dalam pengelolaanya harus difikirkan secara teliti.






BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
            Dari praktikum yang telah kami lakukan dapat kami simpulkan bahwa dari berbagai jenis pakan yang berikan memiliki tingkat kesukaan dan memiliki kekurangan dan kelebihan sehingga pada proses pengelolaannya diusahakan secara efektif mungkin. pakan batang pisang memiliki tingkat palabilitas atau tingkat kesukaannya yang tinggi seperti pakan ares  dari pakan  rumput lapangan. Pakan pisang memiliki tingkat kecernaan yang lebih tinggi dan nilai gizi yang tinggi dari pada pakan lainnya.
4.2 Saran
            Adapun saran yang apa kami berikand ari praktikum yang telah kami laksanakan antara lain :
a.       Untuk para praktikan agar dengan tekun dan giat dalam menjalani praktikum.
b.      Pembimbing praktikum dengan sabar dan pelan dalam menjelaskan tentang kegiatan praktikum kepada praktikan.











DAFTAR PUSTAKA

Guntoro, Suprio. 2012. Meramu Pakan Ternak dari Limbah Perkebunan. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.
Rukmana, H. Rahmat. 2001. Silase dan Permen Ternak Ruminansia. Yogyakarta : Kanisius.
Sutanto, Rachman. 2012. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta : Kanisius.
  Setiawan, Budi S. dan MT Farm. 2011. Beternak Domba dan Kambing. Jakarta : PT Agromedia Pustaka.














                                                                                          

ACARA 17
MEMBERI EXERCISE/GERAK JALAN PADA KAMBING PERAH

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kambing perah merupakan ternak perah  yang berkembang di Indonesia. Kelebihannya sebagai penghasil susu yang memenuhi kebutuhan protein manusia menjadikannya sebagi ternak yang dipelihara secara khusus dibandingkan dengan ternak lain. Para perusahaan besar yang bergerak sebagai penghasil susu menyadari bahwa selain pemasaran, manajemen pemeliharaan sangat penting guna mempertahankan serta meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi susunya dan produktivitas ternaknya. Dalam pemeliharaan kambing perah tata cara pemeliharaan sangatlah perlu untuk diperhatikan selain berpengaruh pada produksi juga berpengaruh terhadap kelangsungan hidup kambing tersendiri.
Pemeliharaan yang dikelola dengan baik akan menghasilkan produk yang berkualitas. Selain kesehatan, kenyamanandan ketenangan yang didapatkan oleh ternak akan sangat  mempengaruhi produtivitas ternak. Kambing perah yang ada dipelihara secara intensif dan tidak banyak bergerak, untuk itu kegiatan gerak badan(exercise) atau sejenis jalan bebas untuk kambing sangatlah perlu dilakukan . kegiatan gerak badan ini diperlukan ternak untuk mengetahui kualitas gerak dari ternak, memperlancar peredaran darah, kaki menjadi kuat dan sehat, mendapat udara segar, disamping itu ternak juga mendapat sinar ultraviolet. Waktu untuk exercise ini berkisar antara 1- 2 jam perhari . pemberian exsercise dapat menaikkan produksi susu, sedang jika exercise tidak cukup makan dapat menurunkan produksi susu. Namun jika ternak diberi exercise terlalu lama akan menghabiskan energy yang besar sehingga dapat menurunkan produksi susu.
Pada saat pemberian exercise peternak juga dapat melakukan pengamatan birahi agar peternak tau kapan saat yang tepat untuk mengawinkan sapi. Teknik yan digunakan dalam exercise adalah dengan menuntun kambing ke luar kandang dan membawanya berjalan disekitar lingkungan luar kandang. Exercise ini dapat dilakukan dengan menuntun kambing tanpa menggunakan tali dan junga dngan mengunakan bantuan tali. Untuk itu , hal ini melatarbelakangi kami melakukan praktikum denngan acara pemberian exercise  pada kambing perah guna mengatahui cara pemberian exercise yang baik.

1.2. Tujuan dan Kegunaan

1.2.1. Tujuan praktikum
Adapun tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah
1.      Menuntun kambing atau pemberian exercise
2.      Mengetahui teknik yang benar saat menuntun sapi

1.2.2. Kegunaan praktikum
Adapun kegunaan dari pelaksanaan praktikum ini adalah
1.      praktikan dapat menegetahi teknik menuntun kambing yang baik dan benar
2.      praktikan dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang pemeliharaan kambing perah















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Fikar dan Dadi Ruhyadi (2010) menyatakan bahwa kegiatan berupa berjalan-jalan atau exercise perlu dilakukan agar kondisi tubuh ternak tetap prima. Dengan adanya gerakan pada saat exercise akan membantu memperlancar peredaran darah ternak dan meningkatkan kesehatan ternak.
            Memberi makan kambing ada dua macam yaitu digembalakan atau dikurung dikandang. Keuntungan pada padang gembalaan adalah dapat memilih hijau yang disukai dan kualitasnya yang baik, kuku tidak tumbuh panjang. Kekurangannya adalah adanya kebutuhan tenaga ekstra dari pengembala dan ternak memerlukan banyak tenaga arena banyak energi yang keluar untuk exercise (gerak jalan). Memberi makan ternak kambing yang dikurung di dalam kandang mempunyai kekurangan, antara lain, peternak memerlukan tenaga ekstra untuk mencari rumput. adapun keuntungannya, antara lain, perkawinan dan kelahiran kambing dapat diawasi, keamanan ternak lebih terjamin (Munir, 2010).
Tujuan utama exercise adalah untuk mempertahankan kesehatan sapi-kambing yang dipelihara. Dengan pemberian exerscise kaki-kaki kambing menjadi lebih kuat dan sehat. Dapat memperlancar perdaran darah, mendapatkan udara segar  dan memperoleh sinar matahari yang berfungsi membantu proses pembentukan vitamin D didalam tubuh sapi (Asih,2004)
Tempat gerak jalan (exercise yard)diperlukan kambing untuk melepaskan otot-ototnya sehingga kambing tidak merasa bosan untuk terkurung, terutama bagi kambing yang sehari-hari dikandangkan, slain itu hal ini baik pula untuk menjagakesehatan sapi. Pada pemeliharaan ternak kambing diladang ternak (ranch) tempat gerak jalan ini tidak diperlukan karna tempat gerak jalan ternak kambing diareal tersebut sudah dipandang lebih dari cukup(Santosa.2007).





BAB III
MATERI DAN METODE

3.1 Materi praktikum
3.1.1. Alat
ΓΌ  Lembar kerja
ΓΌ  Tali
ΓΌ  kamera
3.1.2. Bahan
ΓΌ  Kambing betina
ΓΌ  Kambing jantan

3.2 Metode praktikum
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan cara
1.      Melepas ikatan kambing pada tempatnya diikat dalam kandang
2.      Menggulung ikatan kambing dengan tangan kanan dan memegang tali hidungnya
3.      Menempelkan dan menekan bagian leher sappi dengan sikut untuk menggerakkan kambing ke depan atau belakang
4.      Berjalan keluar selayaknya pada kontes menuntun sapi
5.      Kambing dibariskan dengan rapi
6.      Melepas tali kambing yang dipegang
7.      Melakukan pengamatan




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel Tingkah Laku Kambing PE Muda (DARA)
NO.
Kambing
JENIS KELAMIN
TINKAH LAKU KAMBING
KETERANGAN
Jantan (J)/

Betina (B)
Jingkrak
Merumput
Mencium vulva
Dicium Vulva
Menaiki
Dinaiki
Abang
Abuh

Anget

Keluar lendir dari Vulva
1
Betina
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
Betina
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
Betina
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Betina
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
Jantan
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6
Betina
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7
Jantan
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8
Betina
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-
-
9
Betina
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10
Betina
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11
Jantan
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-
-
12
Jantan
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-
-
13
Betina
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-
-
14
Jantan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sakit
15
Betina
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-
-
16
Betina
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-
-
17
Betina
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-
-
18
Jantan
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-
-
19
Betina
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-
-
20
Betina
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-
-
                                                                                                           

4.2 Pembahasan
Praktikum yang kami lakukan, kami mendapat 20 ekor kambing dara untuk diamati tingkah lakunya. Dari 20 ekor kambing dara dengan 14 ekor kambing dara betina dan 6 ekor kambing dara jantan. Dari 20 ekor kambing dara terdapat 1 ekor kambing yang sakit yaitu kambing nomor 14, kondisinya lemas, tidak ada nafsu makan dan kurus. Dan 19 ekornya rata-rata  memiliki tingkah laku yang lincah, kondisi saat jalan baik, nafsu makan baik, tubuh sehat. Ke-20 ekor kambing dara juga tidak memiliki tanda-tanda birahi setelah diamati satu persatu dengan ciri-ciri abang, labuh dan angat. Kondisi kandang yang selalu mendapatkan sinar matahari pagi dapat memicu pertumbuhan kambing dara.
Pancaran sinar matahari pada pagi hari baik untuk kesehatan dan tulang ternak. Provitamin D yang ada pada kulit ketika terkena panas akan berubah menjadi vitamin D yang baik untuk pertumbuhan tanduk dan tulang serta dapat berpengaruhi terhadap produksi susu. Latihan atau exercise harus selalu dilakukan agar kambing tidak kaku, karena jika kambing selalu di kandang akan membuat tubuh kambing kaku dan itu akan berpengaruh pada produksi susu serta kesehatannya.
Tujuan utama exercise adalah untuk mempertahankan kesehatan kambing yang dipelihara. Dengan pemberian exerscise kaki-kaki kambing menjadi lebih kuat dan sehat. Dapat memperlancar perdaran darah, membuat otot-oto tidak tegang dan merasa rileks, mendapatkan udara segar  dan memperoleh sinar matahari yang berfungsi membantu proses pembentukan vitamin D didalam tubuh sapi.

















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat simpulkan bahwa dari 20 ekor kambing dara hanya satu ekor yang sakit dengan ciri-ciri tidak memiliki nafsu makan yang baik, lemas, lesu, dan tubuhnya kurus, sedangkan untuk 19 ekor kambing dara memiliki kondisi yang sangat sehat dengan ciri-ciri ; memiliki nafsu makan yang baik, lincah, kondisi tubuh sehat, kakinya tidak ada yang pincang dan emndapatkan sinar matahari yang cukup untuk pertumbuahnnya.
5.2 Saran
            Adapun saran yang dapat praktikan berikan agar praktikum mendatang lebih baik antara lain :
c.       Untuk para praktikan agar dengan tekun dan giat dalam menjalani praktikum.
d.      Pembimbing praktikum dengan sabar dan pelan dalam menjelaskan tentang kegiatan praktikum kepada praktikan.









DAFTAR PUSTAKA
Asih,A.R.S. 2004. Manajemen Ternak Perah.Universitas Mataram Press:Yogyakarta
Fikar, Samsul dan Dadi Ruhyadi. 2010. Beternak dan Bisnis Sapi Potong. Jakarta : PT Agromedia Pustaka.
Munir, Agus S. 2009. Beternak Domba. Jakarta : PT Musi Perkasa Utama.
Santosa,U. 2007. Tata laksana pemeliharaan ternak sapi.PT penebar swadaya:Jakarta



















ACARA 18
MENGAMATI TANDA-TANDA BIRAHI PADA KAMBING BETINA DAN PENGAWINKAN DENGAN PEJANTAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pada ternak mamalia dewasa fluktuasi berbagai hormon reproduksi dikenal sebagai siklus estrus yang terdiri atas proestrus, estrus, mesestrus dan diestrus atau secara global umunya dikenal dengan phase folikel (fase pertumbuhan, yang ditandai dengan level estrogen tinggi, sedangkan fase luteal memiliki waktu yang cukup panjang ditandai dengan perkembangan corpus luteum dan kadar progreteron tinggi) sekresi FSH terjadi secara ritmis selama 4-5 hari sebelum birahi, menjelang fase luteal berakhir konsentrasi FSH dalam plasma meningkat dan akan merangsang pertumbuhan folikel.
 Dalam waktu yang cukup singkat dibawah pengaruh FSH dan estradiol 17 ß terjadi pembentukan reseptor-reseptor untuk kedua macam hormon tersebut, sedangkan pada sel-sel granula juga terjadi induksi pembentukan reseptor untuk LH.
 Ditinjau dari produksi susu yang tinggi dan kondisi pakan yang buruk, maka hipofungsi ovarium mungkin adalah penyebab utama kegagalan reproduksi pada sapi perah. Kegagalan estrus atau anestrus pada ternak sapi merupakan gejala utama dari banyak faktor lain yang mempengaruhi siklus birahi. Anestrus akibat hipofungsi ovarium sering berhubungan dengan gagalnya sel-sel folikel menanggapai rangsangan hormonal, adanya perubahan kuantitas maupun kualitas sekresi hormonal, menurunnya rangsangan yang berhubungan dengan fungsi hipotalamus.

1.2. Tujuan dan Kegunaan
1.2.1. Tujuan Praktikum
            Adapun tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah :
1.      Untuk mengetahui sapi mana saja yang sudah siap untuk dikawinkan.
2.      Untuk dapat mengetahui cara menangani ternak yang sedang birahi.
3.      Untuk mengetahui tanda-tanda birahi pada ternak.
1.2.2. Kegunaan Praktikum
Adapun kegunaan dari kegiatan praktikum ini adalah Supaya praktikan dapat mengetahui tanda-tanda birahi, dan penanganannya



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

               Aak (1995) menyatakan bahwa sejak awal kebuntuntignan induk memerlukan perhatian khusus dari peternak. Keberhasilan pendet yang dilahirkan dan perkembangannya lebih lanjut di tentukan oleh kondisi awal yang lebih baik seperti tubuh yang  sehat dan kuat. Perhatian utama untuk induk bunting adalah; menjaga kondisi tubuh tetap kuat dan sehat. Untuk itu induk bunting diberikan kesempatan istirahat, sehabis berproduksi diberi makanan yang cukup dan baik, kesehatan dijaga dengan baik khususnya penyakit mastitis.
               Bambang Cahyono (2010) menyatakan bahwa lama waktu birahi pada domba atau kambing umumnya berlangsung selama 1-2 hari. Birahi pada domba akan terulang lagi setiap 15 – 19 hari dan pada kambing birahi akan terulang lagi setiap 18 – 24 hari. Keadaan tersebut akan terulang jika domba atau kambing tersebut tidak dikawinkan atau telah dikawinkan namun gagal bunting. Untuk ternak jantan tidak mengenal namanya birahi sehingga setiap saat dibutuhkan dalam proses perkawinan.
               Ciri-ciri kambing PE betina yang  sedang birahi antara lain yaitu gelisah dan mengembek. Nafsu makannya berkurang dan ekornya selalu digerak-gerakkan. Kelaminya agak bengkak dan mengeluarkan lendir bening. Kambing betina yang birahi dapat dikawinkan dengan perjantan yang sudah disiapkan. Perkawinan kadang tidak cukup sekali, baik perkawinan alami maupun perkawinan buatan. Bairkan kambing melakukan kopulasi dua kali berturut-turut (Bondan Danu Kusuma dan Irwansyah, 2009).
               Tanda-tanda birahi domba atau kambing sebagai berikut :
1)      Domba sering tidak mau makan (bukan karena sakit, tapi karena birahi).
2)      Domba gelisah, banyak bersuara dan keluar dari kandang untuk mencari pejantan.
3)      Jika bertemu dengan betina lain domba naik-naik seperti pejantan.
4)      Tanda-tanda khusus adalah merah, bengkak, dan basah pada vulva (Tuti N. Sutarto dan Sudarto, 2011)

BAB III
MATERI DAN METODE
3.1. Materi Praktikum
3.1.1.      Alat
-   Tabel lembar pencatatan data

3.1.2.      Bahan
            -    Sapi Perah yang sedang birahi
3.2. Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan cara
1.      Mengamati kambing yang sedang birahi dengan teliti seperti abang, abuh, dan angket pada vulva kambing betina .
2.      Mengamati apakah betina mau dinaiki atau tidak
3.      Memastikan apakah tanda-tanda birahi pada kambing itu benar tanda birahi atau tidak.
4.      Mencatat tanda-tanda birahi pada tabel lembar kerja











BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Praktikum
Tabel Pengamatan Tanda-Tanda Birahi
No
No Sapi
 TANDA-TANDA BIRAHI KAMBING PE (DARA)
Kesimpulan
Keterangan
Nafsu Makan
Gelisah
Keluar Lendir
Abang
Abuh
Anget
Birahi

Tidak Birahi
Baik
Tidak baik
1
1
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-

2
2
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-

-
3
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-

4
4
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-

5
5
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-

6
6
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-

7
7
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-

8
8
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-

9
9
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-

10
10
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-

11
11
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-

12
12
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-

13
13
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-

14
14
-
ΓΌ   
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
Sakit
15
15
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-

16
16
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-

17
17
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-

18
18
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-

19
19
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-

20
20
ΓΌ   
-
-
-
-
-
-
-
-


















2.3  Pembahasan
Dari hasil yang kami peroleh bahwa dari 20 ekor terdiri dari 14 ekor kambing dara betina dan 6 kambing dara jantan. kambing dara betina tidak ada yang menunjukan tanda-tanda birahi seperti abang, abuh, anget, keluarnya cairan bening dari vulva, sering megembek-embek, nafsu makan berkurang, mencari pejantan untuk dinaiki dan diam ketika dinaiki oleh pejantan. Dan begitu juga pada kambing dara jantan yang tidak menunjukan tanda-tanda birahi seperti menaiki betina, nafsu makan berkurang.
Dilihat dari nafsu makan ternak kambing dara baik jantan dan betina sangat baik walaupun tidak jarang pakan yang dikonsumsi jatuh tanah dan diinjak-injak oleh kambing itu sendiri. Kondisi fisik dari ternak kambing seluruhnya sangat baik karena dapat dilihat dari tubuhnya yang sehat dan gemuk yang disebabkan oleh pakan yang dikonsumsi. Namun ada ternak nomor 14 yang keadaanya tidak sehat, nafsu makannya berkurang, lemas, serta tidak banyak bergerak, tapi ini merupakan tanda-tanda birahi karena tidak ada tanda-tanda yang menunjukan ternak kambing nomor 14 akan mengalami estrus atau birahi. Kondisi tubuh yang lemah mungkin dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang tidak bersih dan banyak air yang tergenang saat hujan turun. Setelah melihat semua vulva kambing dan mengamati keadaannya tidak vulva kambing dara yang merah, bengkak dan berair, ini mungkin karena kambing betina dara umurnya masih dibawah 6 bulan karena umur estrus ternak kambing betina pada umur 7 bulan.
Tanda-tanda birahi di pengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam dipengaruhi oleh hormon-hormon yang bekerja untuk alat reproduksi seperti hormon estrogen, progesteron dan hormon yang lain, sedangkan faktor luar dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi oleh ternak yang memicu kinerja hormon di dalam tubuh sehingga dapat berfungsi dan dipengaruhi oleh keadaan seperti dimana kambing sering bersama kambing jantan atau sebaliknya kambing jantan yang disatukan dengan betina sehingga cepat mengalami birahi. ternak betina lebih mudah dideteksi kapan pada saat birahinya karena memiliki tanda-tanda yang jelas, namun pada ternak jantan tidak menunjukan tanda-tanda kecuali di satukan dengan betina.




BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dan tanda-tanda birahi dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar yaitu makanan, dan keadaan, sedangkan faktor dalam dipengaruhi oleh hormon-hormon reproduksi. Ternak kambing akan mulai terjadi estrus pada umur 7 bulan namun 20 ekor ternak kambing dara tidak  menunjukan tanda-tanda birahi jadi ternak yang kami dapat umurnya dibawah umur 6 bulan karena pada umur 7 bulan hormon-hormon reproduksi mulai bekerja, ini yang disebut dengan dewasa kelamin.

5.2 Saran
            Adapun saran yang dapat praktikan berikan agar praktikum mendatang lebih baik antara lain :
a.       Untuk para praktikan agar dengan tekun dan giat dalam menjalani praktikum.
b.      Pembimbing praktikum dengan sabar dan pelan dalam menjelaskan tentang kegiatan praktikum kepada praktikan.









DAFTAR PUSTAKA

Aak.1995. Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah. Yogyakarta: Kanisius
Cahyono, Bambang. 2010. Beternak Domba dan Kambing. Yogyakarta: Kanisius
Kusuma, Bonda D. dan Irmansyah. 2009. Menghasilkan Kambing Peranakan Etawa. Jakarta : PT Agromedia Pustaka.
Sutarto, Tuti N. dan Sutarto. 2011. Beternak Domba. Jakarta: PT Musi Perkasa Utama.





 UNTUK LAPORAN TETAPNYA BISA DOWNLOAD DI  : http://adf.ly/usBUL













                                                         







                                               






                                                                                                                 







        

Comments

Popular posts from this blog

O T Ghost Overtime Sub Indo

Download Total PDF Converter 5.1.79 Full Version

The Bible Continues