Laporan Tetap Ternak Perah
LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN
TERNAK PERAH
OLEH
KADRI
ABDULLAH
B1D
012 146
UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS PETERNAKAN
2014
ACARA
16.
MENGAMBIL/MEMOTONG
RUMPUT DI KEBUN RUMPUT DAN MENGANGKUT KE KANDANG KAMBING PERAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Hijauan
segar adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternak dalam bentuk segar,
baik yang dipotong (disabit) kemudian di berikan dikandang pemeliharaan atau
ternak digembalakan secara langsung di padangan. Biasanya kegiatan mencacah
rumput ini diberikan ruang untuk memotong atau mencacah pakan hijauan seperti:
rumput, batang jagung atau leguminosa lainnya.
Perajangan hijauan pakan ternak
untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil, sangat diperlukan dalam usaha di
bidang peternakan. Hal tersebut perlu dilakukan supaya pakan ternak berupa
rumput, daun-daunan dan batang tanaman basah mudah dikonsumsi oleh ternak dan
juga mudah dicerna.
Dalam
kegiatan praktikum ini penting dilakukan mencacah rumput yang berguna untuk
mempermudah sapi mencerna makanannya karena semakin kecil ukuran partikel
pakannya daya cernanya makin tinggi. Pencacahan rumput ini dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu : secara manual dengan menggunakan pisau dan menggunakan
mesin yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Kenapa kita perlu
melakukan pemotongan rumpat, supaya pakan tersebut mudah dikonsumsi oleh ternak
sehingga pakan yang telah diberikan tidak terlalu banyak sisa,selain itu agar
peternak mudah membawanya dan mudah untuk melakukan penimbangan pakan dan dapat
mengatahui berapa kg pakan hijauan yang di berikan satu hari.
1.2.Tujuan dan Kegunaan Praktikum
1.2.1. Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan
dilaksanakannya praktikum ini adalah :
1. Untuk mengetahui cara mencacah atau memotong rumput yang
baik dan benar sesuai dengan umur ternak yang mengonsumsi pakan.
2. Untuk
merajang rumput, daun-daunan, dan batang tanaman sebagai pakan ternak menjadi
lebih kecil.
1.2.2. Kegunaan
Praktikum
Adapun
kegunaan dilaksanakannya praktikum ini adalah :
1. Dapat
memudahkan Kambing
perah untuk mencerna makanannya, karena makin kecil ukuran partikel pakan maka
akan semakin tinggi daya cernanya.
2.
Agar mengetahui secara
langsung bagaimana cara mencacah atau
memotong rumput yang benar sehingga adat dimakan oleh ternak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam
usaha peternakan, pakan merupakan faktor yang sangat menentukan untung ruginya
usaha. Sebagian besar pakan ternak ruminansia berupa hijauan. Para peternak yang
lebih maju umumnya telah memberikan pakan konsentrat untuk penggemukan (ternak
potong) dan induk laktasi (ternak perah). Sementara itu, pada ternak
monogastrik seperti ayam dan itik, konsentrat merupakan pakan utama. Karena
itu, kenaikan harga bahan konsentrat berpengaruh terhadap tingkat keuntungan
usaha. Kenaikan harga akan yang tidak sebanding dengan peningkatan harga produk
ternak menyebabkan para peternak cemas karena takut merugi (Guntoro, 2012).
Sutanto
(2012) menyatakan bahwa limbah ternak besar biasanya diolah untuk pakan dalam
keadaan kering tetapi apabila proses pengeringan terlalu tinggi akan menurunkan
kandungan protein. Aroma dan rasa (meskipun nilai gizinya rendah) dapat
diperbaiki melalui proses fermentasi. Kotoran ternak kecil dapat dibuat pakan
melalui proses amilase yang dicampur dengan sekam padi, dan menghasilkan akan
dengan kualitas baik. Perbandingan bahan campuran dalam proses silase adalah
50% jerami padi, 20% kotoran ternak kecil kemudian diberi sekam padi. Dari
hasil penelitian campuran silase melalui proses ini, akan membuat ternak perah
memproduksi susu yang lebih banyak daripada silase hanya menggunakan jagung.
Dewasa
ini, telah ditemukan teknologi pengawetan bahan pakan dalam bentuk silase, dan
pembuatan pakan tambahan bagi ternak ruminansia. Pembuatan silase penting
artinya untuk mengatasi kukurangan pakan pada musim kemarau. Sementara pakan
tambahan dapat dibuat dari berbagai bahan baku yaitu Cure, tetes tebu
(molases), dan bahan tambahan lainnya termasuk mineral (Rukmana, 2001).
Setiawan,
dan MT Farm (2011) menyatakan bahwa Secara umum nutrisi penting yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan perkembangan kambing dan domba adalah karbohidrat,
protein, air, mineral dan vitamin.
BAB III
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
2.1. Materi Praktikum
2.1.1.
Alat
-
Sabit
-
Parang
-
Grobak pengangkut
rumput/ regang
-
Karung
-
Kamera
2.1.2. Bahan
Praktikum
Adapun bahan-bahan yang
digunakan dalam praktikum ini yaitu :
-
Rumput lapangan
-
Kulit pisang
-
Ares atau batang
pisang
-
Wafer jerami
2.2.
Metode
Praktikum
Adapun metode atau
langkah-langkah yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu:
1. Menyiapkan
alat dan bahan yang digunakan untuk memotong rumput.
2. Mengambil
dan memotong pakan
yang ada di tempat pengolahan pakan dengan
menggunakan sabit dan parang.
3. Menampung
pakan ke dalam alat
penampungan pakan yang telah tersedia seperti karung atau bak.
4. Mencacah
rumput-rumput yang telah dipotong tersebut dengan menggunakan alat pencacah
seperti parang.
5. Mengangkut
pakan yang telah dicacah
tersebut ke dalam kandang dengan menggunakan arko, karung atau alat angkut lainnya.
6. Mencatat
dan mengamati kegiatan atau acara yang di praktikumkan pada lembar kerja yang
telah dibuat.
7. Mengambil
gambar (foto) kegiatan atau acara yang dipraktikumkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1
Hasil Praktikum
2.2
PEMBAHASAN
Berbagai pakan yang diberikan untuk kambing muda atau
dara terdiri dari kulit pisang, wafer jerami, rumput dan ares. Masing-masing
pakan ada kekurangan dan kelebihan dan pada proses pembuatan juga membutuhkan
waktu yang lama serta kesabaran.
Pemberian pakan kulit pisang 10 kg yang diberikan kepada
20 ekor ternak kambing dara setelah diamati memiliki tingkat kesukaannya
tinggi, itu terlihat ketika kambing berkemunan untuk memakan pakan kulit pisang
yang diberikan pada pagi hari. Pada proses pemotongan pakan kulit pisang harus
kecil-kecil agar kambing mudah dalam mencernanya tanpa kesulitan sebab jika
dipotong panjang ternak akan sulit mencerna yang mengakibatkan ternak tidak
suka terhadap bahan pakan tersebut dan kulit pisang sangat mudah membusuk
Wafer jerami merupakan limbah pertanian yang dikalangan
masyarakat yang tidak dimanfaatkan sebagai pakan ternak sehingga jarang kita
temui peternak memberikan wafer jerami kepada ternaknya karena masyarakat masih
belum mengetahui manfaat dari jerami padi yang di fermentasikan. Kelemahan dari
wafer jerami adalah tingkat kesukaannya rendah, nilai gizinya rendah dan
kelebihannya adalah mengurangi nilai produksi pakan sehingga mampu menekan
pengeluaran biaya.
Rumput lapangan merupakan pakan ternak ruminansia yang
mudah di dapat namun memiliki kualitas yang rendah ini ditunjukan dari
kandungan protein kasar 8-9% dan TDN 10-54%. Total rumput lapangan yang
diberikan sebanyak 14 kg yang diberikan pada siang dan sore kepada kambing dara
memiliki tingkat kesukaan sedang namun memiliki kekurang dari nilai gizinya
sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan fisiologisnya akan nutrien terutama protein.
Ares atau batang pisang merupakan limbah yang sering kali
tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Pakan ares memiliki nilai nutrisi yang
tinggi seperti protein kasar 14,88%, serat kasar 11,43 %, dan lemak 7% serta
memiliki tingkat kecernaannya tinggi. Pemebriana pakan ares kepada ternak
kambing dara sebanyak 24 kg memiliki tingkat kesukaan yang tinggi dan ternak
senang mengonsumsinya. Masing-masing pakan memiliki kekurang dan kelebihannya
masing-masing sehingga dalam pengelolaanya harus difikirkan secara teliti.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Dari
praktikum yang telah kami lakukan dapat kami simpulkan bahwa dari berbagai
jenis pakan yang berikan memiliki tingkat kesukaan dan memiliki kekurangan dan
kelebihan sehingga pada proses pengelolaannya diusahakan secara efektif
mungkin. pakan batang pisang memiliki tingkat palabilitas atau tingkat
kesukaannya yang tinggi seperti pakan ares
dari pakan rumput lapangan. Pakan
pisang memiliki tingkat kecernaan yang lebih tinggi dan nilai gizi yang tinggi
dari pada pakan lainnya.
4.2
Saran
Adapun saran yang
apa kami berikand ari praktikum yang telah kami laksanakan antara lain :
a. Untuk para praktikan agar dengan tekun dan giat dalam
menjalani praktikum.
b. Pembimbing praktikum dengan sabar dan pelan dalam
menjelaskan tentang kegiatan praktikum kepada praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Guntoro,
Suprio. 2012. Meramu Pakan Ternak dari
Limbah Perkebunan. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.
Rukmana,
H. Rahmat. 2001. Silase dan Permen Ternak
Ruminansia. Yogyakarta : Kanisius.
Sutanto,
Rachman. 2012. Penerapan Pertanian
Organik. Yogyakarta : Kanisius.
Setiawan, Budi S. dan MT Farm. 2011. Beternak Domba dan Kambing. Jakarta : PT
Agromedia Pustaka.
ACARA 17
MEMBERI EXERCISE/GERAK JALAN PADA KAMBING
PERAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kambing perah merupakan
ternak perah yang berkembang di
Indonesia. Kelebihannya sebagai penghasil susu yang memenuhi kebutuhan protein
manusia menjadikannya sebagi ternak yang dipelihara secara khusus dibandingkan
dengan ternak lain. Para perusahaan besar yang bergerak sebagai penghasil susu
menyadari bahwa selain pemasaran, manajemen pemeliharaan sangat penting guna
mempertahankan serta meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi susunya dan
produktivitas ternaknya. Dalam pemeliharaan kambing perah tata cara
pemeliharaan sangatlah perlu untuk diperhatikan selain berpengaruh pada
produksi juga berpengaruh terhadap kelangsungan hidup kambing tersendiri.
Pemeliharaan yang
dikelola dengan baik akan menghasilkan produk yang berkualitas. Selain kesehatan,
kenyamanandan ketenangan yang didapatkan oleh ternak akan sangat mempengaruhi produtivitas ternak. Kambing
perah yang ada dipelihara secara intensif dan tidak banyak bergerak, untuk itu
kegiatan gerak badan(exercise) atau sejenis jalan bebas untuk kambing sangatlah
perlu dilakukan . kegiatan gerak badan ini diperlukan ternak untuk mengetahui
kualitas gerak dari ternak, memperlancar peredaran darah, kaki menjadi kuat dan
sehat, mendapat udara segar, disamping itu ternak juga mendapat sinar ultraviolet.
Waktu untuk exercise ini berkisar antara 1- 2 jam perhari . pemberian exsercise
dapat menaikkan produksi susu, sedang jika exercise tidak cukup makan dapat menurunkan
produksi susu. Namun jika ternak diberi exercise terlalu lama akan menghabiskan
energy yang besar sehingga dapat menurunkan produksi susu.
Pada
saat pemberian exercise peternak juga dapat melakukan pengamatan birahi agar
peternak tau kapan saat yang tepat untuk mengawinkan sapi. Teknik yan digunakan
dalam exercise adalah dengan menuntun kambing ke luar kandang dan membawanya
berjalan disekitar lingkungan luar kandang. Exercise ini dapat dilakukan dengan
menuntun kambing tanpa menggunakan tali dan junga dngan mengunakan bantuan
tali. Untuk itu , hal ini melatarbelakangi kami melakukan praktikum denngan
acara pemberian exercise pada kambing
perah guna mengatahui cara pemberian exercise yang baik.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
1.2.1. Tujuan praktikum
Adapun tujuan dari
kegiatan praktikum ini adalah
1. Menuntun
kambing atau pemberian exercise
2. Mengetahui
teknik yang benar saat menuntun sapi
1.2.2. Kegunaan praktikum
Adapun
kegunaan dari pelaksanaan praktikum ini adalah
1. praktikan
dapat menegetahi teknik menuntun kambing yang baik dan benar
2. praktikan
dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang pemeliharaan kambing perah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fikar dan Dadi Ruhyadi (2010)
menyatakan bahwa kegiatan berupa berjalan-jalan atau exercise perlu dilakukan
agar kondisi tubuh ternak tetap prima. Dengan adanya gerakan pada saat exercise
akan membantu memperlancar peredaran darah ternak dan meningkatkan kesehatan
ternak.
Memberi makan kambing ada dua macam
yaitu digembalakan atau dikurung dikandang. Keuntungan pada padang gembalaan adalah
dapat memilih hijau yang disukai dan kualitasnya yang baik, kuku tidak tumbuh
panjang. Kekurangannya adalah adanya kebutuhan tenaga ekstra dari pengembala
dan ternak memerlukan banyak tenaga arena banyak energi yang keluar untuk
exercise (gerak jalan). Memberi makan ternak kambing yang dikurung di dalam
kandang mempunyai kekurangan, antara lain, peternak memerlukan tenaga ekstra
untuk mencari rumput. adapun keuntungannya, antara lain, perkawinan dan
kelahiran kambing dapat diawasi, keamanan ternak lebih terjamin (Munir, 2010).
Tujuan utama exercise
adalah untuk mempertahankan kesehatan sapi-kambing yang dipelihara. Dengan
pemberian exerscise kaki-kaki kambing menjadi lebih kuat dan sehat. Dapat
memperlancar perdaran darah, mendapatkan udara segar dan memperoleh sinar matahari yang berfungsi
membantu proses pembentukan vitamin D didalam tubuh sapi (Asih,2004)
Tempat
gerak jalan (exercise yard)diperlukan kambing untuk melepaskan otot-ototnya
sehingga kambing tidak merasa bosan untuk terkurung, terutama bagi kambing yang
sehari-hari dikandangkan, slain itu hal ini baik pula untuk menjagakesehatan
sapi. Pada pemeliharaan ternak kambing diladang ternak (ranch) tempat gerak
jalan ini tidak diperlukan karna tempat gerak jalan ternak kambing diareal
tersebut sudah dipandang lebih dari cukup(Santosa.2007).
BAB
III
MATERI
DAN METODE
3.1
Materi praktikum
3.1.1. Alat
ΓΌ Lembar
kerja
ΓΌ Tali
ΓΌ kamera
3.1.2. Bahan
ΓΌ Kambing
betina
ΓΌ Kambing
jantan
3.2
Metode praktikum
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini
adalah dengan cara
1. Melepas
ikatan kambing pada tempatnya diikat dalam kandang
2. Menggulung
ikatan kambing dengan tangan kanan dan memegang tali hidungnya
3. Menempelkan
dan menekan bagian leher sappi dengan sikut untuk menggerakkan kambing ke depan
atau belakang
4. Berjalan
keluar selayaknya pada kontes menuntun sapi
5. Kambing
dibariskan dengan rapi
6. Melepas
tali kambing yang dipegang
7. Melakukan
pengamatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel Tingkah Laku Kambing PE Muda
(DARA)
NO.
Kambing
|
JENIS KELAMIN
|
TINKAH LAKU KAMBING
|
KETERANGAN
|
||||||||
Jantan (J)/
Betina (B)
|
Jingkrak
|
Merumput
|
Mencium vulva
|
Dicium Vulva
|
Menaiki
|
Dinaiki
|
Abang
|
Abuh
|
Anget
|
Keluar lendir dari Vulva
|
|
1
|
Betina
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
Betina
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
Betina
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4
|
Betina
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5
|
Jantan
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
6
|
Betina
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7
|
Jantan
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
8
|
Betina
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
9
|
Betina
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
10
|
Betina
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
11
|
Jantan
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
12
|
Jantan
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
13
|
Betina
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
14
|
Jantan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Sakit
|
15
|
Betina
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
16
|
Betina
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
17
|
Betina
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
18
|
Jantan
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
19
|
Betina
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
20
|
Betina
|
ΓΌ
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4.2 Pembahasan
Praktikum yang kami lakukan, kami mendapat 20 ekor
kambing dara untuk diamati tingkah lakunya. Dari 20 ekor kambing dara dengan 14
ekor kambing dara betina dan 6 ekor kambing dara jantan. Dari 20 ekor kambing
dara terdapat 1 ekor kambing yang sakit yaitu kambing nomor 14, kondisinya
lemas, tidak ada nafsu makan dan kurus. Dan 19 ekornya rata-rata memiliki tingkah laku yang lincah, kondisi
saat jalan baik, nafsu makan baik, tubuh sehat. Ke-20 ekor kambing dara juga
tidak memiliki tanda-tanda birahi setelah diamati satu persatu dengan ciri-ciri
abang, labuh dan angat. Kondisi kandang yang selalu mendapatkan sinar matahari
pagi dapat memicu pertumbuhan kambing dara.
Pancaran sinar matahari pada pagi hari baik untuk
kesehatan dan tulang ternak. Provitamin D yang ada pada kulit ketika terkena
panas akan berubah menjadi vitamin D yang baik untuk pertumbuhan tanduk dan
tulang serta dapat berpengaruhi terhadap produksi susu. Latihan atau exercise
harus selalu dilakukan agar kambing tidak kaku, karena jika kambing selalu di
kandang akan membuat tubuh kambing kaku dan itu akan berpengaruh pada produksi
susu serta kesehatannya.
Tujuan
utama exercise adalah untuk mempertahankan kesehatan kambing yang dipelihara.
Dengan pemberian exerscise kaki-kaki kambing menjadi lebih kuat dan sehat. Dapat
memperlancar perdaran darah, membuat otot-oto tidak tegang dan merasa rileks, mendapatkan
udara segar dan memperoleh sinar
matahari yang berfungsi membantu proses pembentukan vitamin D didalam tubuh
sapi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari
hasil pengamatan dapat simpulkan bahwa dari 20 ekor kambing dara hanya satu
ekor yang sakit dengan ciri-ciri tidak memiliki nafsu makan yang baik, lemas,
lesu, dan tubuhnya kurus, sedangkan untuk 19 ekor kambing dara memiliki kondisi
yang sangat sehat dengan ciri-ciri ; memiliki nafsu makan yang baik, lincah,
kondisi tubuh sehat, kakinya tidak ada yang pincang dan emndapatkan sinar
matahari yang cukup untuk pertumbuahnnya.
5.2 Saran
Adapun
saran yang dapat praktikan berikan agar praktikum mendatang lebih baik antara
lain :
c. Untuk para praktikan agar dengan tekun dan giat dalam
menjalani praktikum.
d. Pembimbing praktikum dengan sabar dan pelan dalam
menjelaskan tentang kegiatan praktikum kepada praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Asih,A.R.S.
2004. Manajemen Ternak Perah.Universitas
Mataram Press:Yogyakarta
Fikar, Samsul dan Dadi Ruhyadi. 2010. Beternak dan Bisnis Sapi Potong. Jakarta
: PT Agromedia Pustaka.
Munir,
Agus S. 2009. Beternak Domba. Jakarta
: PT Musi Perkasa Utama.
Santosa,U.
2007. Tata laksana pemeliharaan ternak
sapi.PT penebar swadaya:Jakarta
ACARA
18
MENGAMATI
TANDA-TANDA BIRAHI PADA KAMBING BETINA DAN PENGAWINKAN DENGAN PEJANTAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada ternak mamalia dewasa fluktuasi
berbagai hormon reproduksi dikenal sebagai siklus estrus yang terdiri atas
proestrus, estrus, mesestrus dan diestrus atau secara global umunya dikenal
dengan phase folikel (fase pertumbuhan, yang ditandai dengan level estrogen
tinggi, sedangkan fase luteal memiliki waktu yang cukup panjang ditandai dengan
perkembangan corpus luteum dan kadar progreteron tinggi) sekresi FSH terjadi
secara ritmis selama 4-5 hari sebelum birahi, menjelang fase luteal berakhir
konsentrasi FSH dalam plasma meningkat dan akan merangsang pertumbuhan folikel.
Dalam waktu yang cukup singkat dibawah
pengaruh FSH dan estradiol 17 Γ terjadi pembentukan reseptor-reseptor untuk
kedua macam hormon tersebut, sedangkan pada sel-sel granula juga terjadi
induksi pembentukan reseptor untuk LH.
Ditinjau dari produksi susu yang tinggi dan
kondisi pakan yang buruk, maka hipofungsi ovarium mungkin adalah penyebab utama
kegagalan reproduksi pada sapi perah. Kegagalan estrus atau anestrus pada
ternak sapi merupakan gejala utama dari banyak faktor lain yang mempengaruhi
siklus birahi. Anestrus akibat hipofungsi ovarium sering berhubungan dengan
gagalnya sel-sel folikel menanggapai rangsangan hormonal, adanya perubahan
kuantitas maupun kualitas sekresi hormonal, menurunnya rangsangan yang
berhubungan dengan fungsi hipotalamus.
1.2. Tujuan
dan Kegunaan
1.2.1. Tujuan Praktikum
Adapun
tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui sapi mana saja yang sudah siap untuk dikawinkan.
2.
Untuk dapat mengetahui cara
menangani ternak yang sedang birahi.
3.
Untuk mengetahui tanda-tanda birahi
pada ternak.
1.2.2. Kegunaan Praktikum
Adapun
kegunaan dari kegiatan praktikum ini adalah Supaya praktikan dapat
mengetahui tanda-tanda birahi, dan penanganannya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Aak (1995) menyatakan bahwa sejak
awal kebuntuntignan induk memerlukan perhatian khusus dari peternak.
Keberhasilan pendet yang dilahirkan dan perkembangannya lebih lanjut di
tentukan oleh kondisi awal yang lebih baik seperti tubuh yang sehat dan kuat. Perhatian utama untuk induk bunting
adalah; menjaga kondisi tubuh tetap kuat dan sehat. Untuk itu induk bunting
diberikan kesempatan istirahat, sehabis berproduksi diberi makanan yang cukup
dan baik, kesehatan dijaga dengan baik khususnya penyakit mastitis.
Bambang Cahyono (2010) menyatakan
bahwa lama waktu birahi pada domba atau kambing umumnya berlangsung selama 1-2
hari. Birahi pada domba akan terulang lagi setiap 15 – 19 hari dan pada kambing
birahi akan terulang lagi setiap 18 – 24 hari. Keadaan tersebut akan terulang
jika domba atau kambing tersebut tidak dikawinkan atau telah dikawinkan namun
gagal bunting. Untuk ternak jantan tidak mengenal namanya birahi sehingga
setiap saat dibutuhkan dalam proses perkawinan.
Ciri-ciri kambing PE betina
yang sedang birahi antara lain yaitu
gelisah dan mengembek. Nafsu makannya berkurang dan ekornya selalu
digerak-gerakkan. Kelaminya agak bengkak dan mengeluarkan lendir bening.
Kambing betina yang birahi dapat dikawinkan dengan perjantan yang sudah
disiapkan. Perkawinan kadang tidak cukup sekali, baik perkawinan alami maupun
perkawinan buatan. Bairkan kambing melakukan kopulasi dua kali berturut-turut
(Bondan Danu Kusuma dan Irwansyah, 2009).
Tanda-tanda birahi domba atau
kambing sebagai berikut :
1) Domba
sering tidak mau makan (bukan karena sakit, tapi karena birahi).
2) Domba
gelisah, banyak bersuara dan keluar dari kandang untuk mencari pejantan.
3) Jika
bertemu dengan betina lain domba naik-naik seperti pejantan.
4) Tanda-tanda
khusus adalah merah, bengkak, dan basah pada vulva (Tuti N. Sutarto dan
Sudarto, 2011)
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1. Materi Praktikum
3.1.1.
Alat
- Tabel lembar pencatatan data
3.1.2.
Bahan
- Sapi Perah yang sedang
birahi
3.2. Metode Praktikum
Metode yang digunakan
dalam kegiatan ini adalah dengan cara
1. Mengamati
kambing yang sedang birahi dengan teliti seperti abang, abuh, dan angket pada
vulva kambing betina .
2. Mengamati
apakah betina mau dinaiki atau tidak
3. Memastikan
apakah tanda-tanda birahi pada kambing itu benar tanda birahi atau tidak.
4. Mencatat
tanda-tanda birahi pada tabel lembar kerja
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1
Hasil Praktikum
Tabel Pengamatan Tanda-Tanda Birahi
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.3 Pembahasan
Dari hasil yang kami peroleh
bahwa dari 20 ekor terdiri dari 14 ekor kambing dara betina dan 6 kambing dara
jantan. kambing dara betina tidak ada yang menunjukan tanda-tanda birahi
seperti abang, abuh, anget, keluarnya cairan bening dari vulva, sering
megembek-embek, nafsu makan berkurang, mencari pejantan untuk dinaiki dan diam
ketika dinaiki oleh pejantan. Dan begitu juga pada kambing dara jantan yang
tidak menunjukan tanda-tanda birahi seperti menaiki betina, nafsu makan
berkurang.
Dilihat dari nafsu makan ternak
kambing dara baik jantan dan betina sangat baik walaupun tidak jarang pakan
yang dikonsumsi jatuh tanah dan diinjak-injak oleh kambing itu sendiri. Kondisi
fisik dari ternak kambing seluruhnya sangat baik karena dapat dilihat dari
tubuhnya yang sehat dan gemuk yang disebabkan oleh pakan yang dikonsumsi. Namun
ada ternak nomor 14 yang keadaanya tidak sehat, nafsu makannya berkurang,
lemas, serta tidak banyak bergerak, tapi ini merupakan tanda-tanda birahi
karena tidak ada tanda-tanda yang menunjukan ternak kambing nomor 14 akan
mengalami estrus atau birahi. Kondisi tubuh yang lemah mungkin dipengaruhi oleh
faktor lingkungan yang tidak bersih dan banyak air yang tergenang saat hujan turun.
Setelah melihat semua vulva kambing dan mengamati keadaannya tidak vulva
kambing dara yang merah, bengkak dan berair, ini mungkin karena kambing betina
dara umurnya masih dibawah 6 bulan karena umur estrus ternak kambing betina
pada umur 7 bulan.
Tanda-tanda birahi di pengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar. Faktor
dalam dipengaruhi oleh hormon-hormon yang bekerja untuk alat reproduksi seperti
hormon estrogen, progesteron dan hormon yang lain, sedangkan faktor luar
dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi oleh ternak yang memicu kinerja hormon
di dalam tubuh sehingga dapat berfungsi dan dipengaruhi oleh keadaan seperti
dimana kambing sering bersama kambing jantan atau sebaliknya kambing jantan
yang disatukan dengan betina sehingga cepat mengalami birahi. ternak betina
lebih mudah dideteksi kapan pada saat birahinya karena memiliki tanda-tanda
yang jelas, namun pada ternak jantan tidak menunjukan tanda-tanda kecuali di
satukan dengan betina.
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1 Kesimpulan
Dan
tanda-tanda birahi dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar
yaitu makanan, dan keadaan, sedangkan faktor dalam dipengaruhi oleh
hormon-hormon reproduksi. Ternak kambing akan mulai terjadi estrus pada umur 7
bulan namun 20 ekor ternak kambing dara tidak
menunjukan tanda-tanda birahi jadi ternak yang kami dapat umurnya
dibawah umur 6 bulan karena pada umur 7 bulan hormon-hormon reproduksi mulai
bekerja, ini yang disebut dengan dewasa kelamin.
5.2 Saran
Adapun
saran yang dapat praktikan berikan agar praktikum mendatang lebih baik antara
lain :
a. Untuk para praktikan agar dengan tekun dan giat dalam
menjalani praktikum.
b. Pembimbing praktikum dengan sabar dan pelan dalam
menjelaskan tentang kegiatan praktikum kepada praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Aak.1995. Petunjuk
Praktis Beternak Sapi Perah. Yogyakarta: Kanisius
Cahyono, Bambang. 2010. Beternak Domba dan Kambing. Yogyakarta: Kanisius
Kusuma, Bonda D. dan Irmansyah. 2009. Menghasilkan Kambing Peranakan Etawa.
Jakarta : PT Agromedia Pustaka.
Sutarto, Tuti N. dan Sutarto. 2011. Beternak Domba. Jakarta: PT Musi Perkasa
Utama.
UNTUK LAPORAN TETAPNYA BISA DOWNLOAD DI : http://adf.ly/usBUL
Comments
Post a Comment